KB Shafira Kec. MUara Dua Kota Lhokseumawe

Pembinaan sekolah sebelum akreditasi oleh penilik di KB Shafira Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Ini bukan hanya tentang "lulus akreditasi," tetapi merupakan inti dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan di sekolah tersebut.

Berikut adalah poin-poin utama mengenai pentingnya pembinaan sekolah sebelum akreditasi:


 

1. Alat Koreksi dan Perbaikan Mutu Jangka Panjang ????

 

Pembinaan pra-akreditasi berfungsi sebagai diagnosis kesehatan sekolah.

  • Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan: Sekolah dibimbing untuk melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) secara jujur. Pembina membantu sekolah memetakan secara spesifik aspek mana (misalnya, standar proses, sarana, atau kompetensi guru) yang sudah kuat dan mana yang masih lemah berdasarkan kriteria instrumen akreditasi (seperti IASP 2020 atau instrumen terbaru).

  • Perbaikan Sistematis: Dengan hasil pemetaan, pembinaan mendorong sekolah untuk menyusun program perbaikan yang terencana dan terukur, bukan hanya perbaikan sporadis. Fokusnya adalah pada perubahan sistemik dan budaya kerja, bukan sekadar menyiapkan dokumen.

  • Kesadaran Kriteria Mutu: Pembinaan memastikan seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan) memahami secara mendalam standar dan kriteria akreditasi, sehingga upaya peningkatan mutu menjadi komitmen bersama.

 

2. Kesiapan Bukti Fisik dan Dokumen yang Akuntabel ????

 

Akreditasi sangat bergantung pada bukti dan dokumen yang valid. Pembinaan membantu sekolah dalam aspek teknis ini.

  • Pemenuhan Standar: Pembina memberikan panduan praktis tentang cara memenuhi setiap standar yang disyaratkan oleh instrumen akreditasi, misalnya dalam membuat perangkat pembelajaran yang terstandar, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), atau mengelola administrasi sekolah/manajemen yang baik.

  • Validasi Data (Kesuaian Dokumen dengan Fakta): Pembinaan memastikan bahwa dokumen (bukti fisik) yang disiapkan oleh sekolah sesuai dengan praktik yang sebenarnya di lapangan (telah diimplementasikan). Asesor akan melihat konsistensi antara dokumen, hasil observasi kelas, dan wawancara.

  • Penyusunan Borang/Instrumen: Pembina membantu sekolah dalam menyusun borang akreditasi (saat ini sering melalui sistem daring seperti SISPENA) dengan akurat dan sesuai format yang ditentukan.

 

3. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) ????‍????

 

Pembinaan pra-akreditasi secara langsung berdampak pada peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah.

  • Pengembangan Profesionalitas Guru: Guru dibimbing untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran (metode mengajar, evaluasi, hingga penggunaan media) agar menjadi lebih aktif, kreatif, inovatif, dan berpusat pada peserta didik.

  • Peningkatan Kepemimpinan Kepala Sekolah: Kepala sekolah dibina dalam hal manajemen sekolah, pengembangan visi, misi, dan tujuan, serta implementasi supervisi akademik untuk memberdayakan guru.

  • Budaya Kerja Positif: Proses pembinaan memupuk kolaborasi dan komitmen antarwarga sekolah untuk mencapai tujuan mutu bersama.


 

Dampak Jangka Panjang Akibat Pembinaan

 

Pembinaan yang baik sebelum akreditasi tidak berhenti setelah visitasi, tetapi memberikan dampak permanen:

  • Peningkatan Kepercayaan Publik: Sekolah yang melewati proses pembinaan dan meraih akreditasi dengan baik akan meningkatkan kepercayaan orang tua dan masyarakat terhadap kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

  • Akses Bantuan dan Pengembangan: Status akreditasi yang baik (misalnya terakreditasi A atau Unggul) seringkali menjadi syarat untuk mendapatkan berbagai bantuan pemerintah, kemitraan, atau donasi.

  • Budaya Penjaminan Mutu: Sekolah terbiasa melakukan evaluasi diri dan perbaikan berkelanjutan, yang merupakan inti dari sistem penjaminan mutu internal (SPMI).

Singkatnya, pembinaan adalah proses perbaikan yang menggunakan akreditasi sebagai momentum dan standar acuannya untuk memastikan peningkatan mutu layanan pendidikan